Jumat, 02 Januari 2015

analisis csr PT.Telkom

NAMA : Muhammad Hasril (14210714)
KELAS : 4EA03
DOSEN : Titi Ayem Lestari
SOFTSKILL Etika Bisnis
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

 Jadi, dapat kita simpulkan bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya : bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dll. Di sini perlu dibedakan antara program Corporate Social Responsibility dengan kegiatan charity. Kegiatan charity hanya berlangsung sekali atau sementara waktu dan biasanya justru menimbulkan ketergantungan publik terhadap perusahaan. Sementara, program Corporate Social Responsibility merupakan program yang berkelanjutan dan bertujuan untuk menciptakan kemandirian publik (“Paradigma Baru CSR”, Oktober 2006).
Lima Pilar Aktivitas Coprorate Social Responsibility
Dalam penelitian kali ini konsep Corporate Social Responsibility akan diukur dengan menggunakan lima pilar aktivitas Corporate Social Responsibility dari Prince of Wales International Bussiness Forum, yaitu (Wibisono, 2007,p.119) :
Building Human Capital
Secara internal, perusahaan dituntut untuk menciptakan SDM yang andal. Secara eksternal, perusahaan dituntut untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, biasanya melalui community development.
Strengthening Economies
Perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya sendiri sementara komunitas di lingkungannya miskin, mereka harus memberdayakan ekonomi sekitar.
Assessing Social Chesion
Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik.
Encouraging Good Governence
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menjalankan tata kelola bisnis dengan baik.
Protecting The Environment
Perusahaan berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.

CSR yang dilakukan oleh PT.Telkom
Dirut Telkom Arief Yahya dan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono melakukan Aksi Penyelamatan Penyu ditandai dengan melepas tukik (anak penyu) di pantai Boom Banyuwangi pada Kamis (31/7). Kegiatan yang disaksikan pengunjung pantai ini merupakan program peduli sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan Telkom sebagai pelestarian lingkungan.
“Populasi penyu yang makin sedikit, bahkan cenderung punah, karena dari jumlah yang hidup,hanya sebagian kecil yang bisa bertahan sampai dewasa. Hal inilah yang mengundang keprihatinan kami selaku perusahaan yang masih merah putih,” tandas Arief.

Arief Yahya mengatakan hal ini menjadi satu bentuk kepedulian Telkom pada pelestarian lingkungan hidup, khususnya untuk penyelamatan dan pelestarian penyu yang ada di pantai Boom ini. Pantai Boom sendiri merupakan salah satu tempat pendaratan penyu di Banyuwangi, selain di Pantai Sukamade. Sayangnya populasinya makin hari makin sedikit dan cenderung punah.

”Alasan inilah utamanya yang mendasari Telkom untuk membangun Taman Digital Telkom (Taman Telkom) di kawasan Pantai Boom Banyuwangi. Selain, tentu saja, Pantai Boom merupakan salah satu tempat favorit destinasi wisata keluarga di Banyuwangi, selain Watu Dodol,” tukasnya.

Sehingga, kata Arief, kawasan wisata keluarga ini menjadi tempat yang paling ideal untuk memberikan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Program Kampanye Lingkungan, idealnya membutuhkan akses informasi yang cukup untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sikap peduli terhadap lingkungan, termasuk bagaimana menjaga populasi penyu yang saat ini kian punah. Itu sebabnya, Amphitheatre yang dibangun Telkom untuk Taman Digital Telkom (Taman Telkom) ini nanti akan dilengkapi dengan tak kurang dari 10 titik akses internet WiFi.

Dengan akses internet WiFi yang tersebar di kawasan ini nantinya, akan makin mempercepat penyebaran informasi program kampanye penyelamatan penyu. “Masyarakat, bahkan wisatawan yang sedang menikmati wisata di kawasan ini bisa dengan mudah melakukan sharing informasi di internet melalui akun-akun social media mereka,” tegas Arief.


Analisis

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah perusahaan informasi dan komunikasi (infokom) terbesar di Indonesia. Program CSR yang dilakukan PT.Telkom adalah bentuk Protecting The Environment yaitu perusahaan berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.
Ini menjadi satu bentuk kepedulian Telkom pada pelestarian lingkungan hidup, khususnya untuk penyelamatan dan pelestarian penyu yang ada di pantai Boom ini.
Manfaat Positif yang di lakukan PT.Telkom selain menyelamatkan lingkungan hidup serta kelangsungan hidup penyu PT.Telkom juga dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan serta memberikan akses informasi yang cukup untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sikap peduli terhadap lingkungan, dengan akses internet WiFi yang dibangun di tempat ini, maka akan makin mempercepat penyebaran informasi program kampanye penyelamatan penyu.

sumber:

Jumat, 31 Oktober 2014

Etika bisnis di Bidang Pemasaran

NAMA : Muhammad Hasril (14210714)
KELAS : 4EA03
DOSEN : Titi Ayem Lestari
SOFTSKILL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015

Etika bisnis di Bidang Pemasaran
Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.

Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.

Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengendalian Diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.

3. Mempertahankan Jati Diri

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

4. Menciptakan Persaingan yang Sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.

6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.

7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan

Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.

10. Memelihara Kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.

sumber: http://azisknucklehead.wordpress.com/2013/01/23/peranan-etika-bisnis-dalam-bidang-pemasaran/

apa itu etika bisnis?

NAMA : Muhammad Hasril (14210714)
KELAS : 4EA03
DOSEN : Titi Ayem Lestari
SOFTSKILL
UNIVERSITAS GUNADARMA

2014/2015

Apa Itu Etika Bisnis?
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:[1]
  • Sebutkan nama lengkap
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
  • Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra.
  • Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
  • Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
  • Jangan duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja, posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
  • Tuan rumah yang harus membayar
Jika mengundang rekan bisnis untuk makan di luar, maka sang mitralah yang harus membayar tagihan. Jika sang mitra seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap harus menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang pribadi.

sumber : id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

Tugas 1, Kasus Bisnis yang tidak beretika

Nama              : Muhammad Hasril
Kelas               : 4EA03
NPM               : 14210714
Tugas 1           : Kasus Bisnis yang kurang beretika
Dosen              : Titi Ayem Lestari
Matkul            : Etika Bisnis #

Kasus Bisnis tidak Beretika

Samsung Terbukti Menjiplak, Apple Harus Ganti Rugi

Setelah berdiskusi selama tiga hari, dewan juri pada pengadilan sengketa paten Apple dan Samsung di California akhirnya mengeluarkan putusan final pada Jumat (2/5/2014) lalu.

Dewan juri yang beranggotakan empat pria dan empat wanita serta dipimpin oleh seorang pensiunan eksekutif unit bisnis IBM itu menyimpulkan bahwa kedua pihak yang bersengketa sama-sama "bersalah".

Sebagaimana dilaporkan oleh Recode, dewan juri mengatakan bahwa Samsung melanggar tiga dari lima paten yang dituduhkan Apple telah dilanggar. Tiga paten tersebut mencakup teknologi prediksi teks, quick link, dan slide-to-unlock

Perusahaan Korea tersebut diharuskan membayar ganti rugi sebesar 119,6 juta dollar AS ke Apple (sekitar Rp 1,37 triliun). Meski terdengar besar, angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan 2,2 miliar dollar AS yang diminta oleh Apple.

Di pengadilan sebelumnya pada 2012 lalu, Apple memenangi ganti rugi sebesar lebih dari 1 miliar dollar AS dari Samsung.

Di sisi lain, dewan juri turut menyebutkan bahwa Apple melanggar sebuah paten Samsung dan harus membayar ganti rugi sebesar 158.400 dollar AS (sekitar Rp 1,8 miliar).  

Meski jumlah ganti rugi yang diberikan tak sampai 10 persen dari nilai tuntutan, keputusan dewan juri ini disambut baik oleh Apple yang mengatakan "berterima kasih" kepada juri dan pengadilan.

"Putusan hari ini menegaskan apa yang sudah banyak diketahui di pengadilan-pengadilan di berbagai belahan dunia bahwa Samsung mencuri ide dan menjiplak produk kami," kata Apple dalam sebuah pernyataan.

Adapun representatif Samsung dan Google belum memberikan komentar. 

Dewan juri diminta berkumpul kembali oleh hakim Lucy Koh pada Senin (5/5/2014) untuk memperjelas status sebuah produk Samsung yang ditemukan melanggar paten Apple, tetapi tak menghasilkan ganti rugi.

Rabu, 04 Juni 2014

tugas softskill passive voice

1.       Once a month, conte brings the team to the beach (simple present)
2.       Ali is writting a letter right now  (present continous)
3.       Gio repaired the computer which is located in the living room (simple past)
4.       The salesman was helping the customer when the thief came into the store (past continous)
5.       Many basketball players have trained that king of dribble style (future perfect)
6.       Otong and vicky had repared many cars before they received their mechanic license (past perfect)
7.       Chef ferrara will finish the dish by 05.00 p.m (simple future)
8.       Burger kill will be performing a son entitled “tiga titik hitam” on song the stage at 08.00 p.m (future continous)
9.       They will have completed the project before the deadline (future perfect)
10.   The load guitarst of flash god apocalypse smashedhis guitar in their last concert (simple present)

_ Simple Present_  
  •      Active =  S + V (s/es) + O (She speaks English everyday)
  •      Passive = S + to be + V3 + O ( She doesn't speak English)

_Simple Past_
  •      Active = S + Be + Was/Were + O/C (We were at school yesterday)
  •      Passive =  S + Be + Was/Were +not +O/C ( We were not at school yesterday)

_Simple Future (Will)_
  •      Active = Subject + will/shall + verb I + object ( he will met girl friend by seven o’clock )
  •      Passive = Subject + am/is/are + not + going to + verb I + object  (President shall not at Nederland the day after tomorrow.)
_Present Countinous_
  •       Active = S + Be + V1 + ing + O/C  ( They are playing badmintoon now)
  •       Passive = S + Be + not + V1 + ing + O/C (They are not playing badmintoon now )
_Past Countinous_
  •       Active = S + was/were + Ving ( He was watching television all afternoon last week )
  •       Passive = S + was/were + NOT + Ving ( He wasn’t watching television all afternoon last week ) 
_Future Continous_
  •      Active = Subject + will/shall + be + verb-ing + object (I will have been reading a news paper.)
  •      Passive  =  Subject + will/shall + not + verb-ing + object (I will haven’t been reading a news paper.)
_Present Perfect_
  •       Active = Subject + has/have + been + object ( you have eaten mine.) 
  •       Passive =  Subject + has / have + not + been + object (she has not been to Rome.)
_Past Perfect_
  •       Active = S + Had + V3 ( When my brother arrived , I had painted my motor cycle )  
  •       Passive = S + Had + Not + V3 (When my brother arrived , I hadn’t painted my motor cycle) 
_ Future perfect_
  •       Active =  Subject + shall/will + have + verb III + object ( I will have finis hed by 10am)
  •       Passive =  Subject + shall/will + not + have + verb III + object ( She will not have gone to school.)

tugas softskill ke 2 adverb

contoh adverb of time  :
  1. I will buy a computer tomorrow
  2. The guest came yesterday. 
  3. Do it now
  4. She is still waiting for her brother
  5. He got up early in the morning.
contoh adverb of place :
  • I will buy a computer tomorrow
  • The guest came yesterday. 
  • Do it now
  • She is still waiting for her brother.
  • He got up early in the morning.
contoh adverb of manner :
      She speaks loudly.
      He was driving slowly.
      You replied correctly.
      He runs fast.
      They solved the problem easily.

contoh adverb of frequency :

        He goes to school daily.
        She never smokes.
        He is always late for class.
        They always come in time.
        Barking dogs seldom bite.

tugas softskill gerund and infinitive

Gerunds

                                                                                                                     
Gerund adalah kata benda yang berasal dari kata kerja dan terjadi karena ada penambahan “-ing.” Salah satu bentuk gerund adalah “read” yang berarti membaca dan kemudian berubah menjadi “reading”. Anda dapat menggunakan gerund sebagai subjek (subject), pelengkap (complement), atau obyek (object) di dalam sebuah kalimat. 
Contoh:

  • Subject – Swimming helps you stay healthy.
  • Complement – One of my father’s favorite sport is swimming.
  • Object – I love swimming.
Gerunds dapat menjadi kalimat negatif dengan menambahkan “not”:
Contoh :

  • He likes not dreaming.
  • The best thing in your life is not smoking.


Infinitives

Infinitives digunakan sebagai bentuk kata kerja. Bentuk infinitives salah satunya adalah “learn” menjadi “to learn”. Kalian juga dapat menggunakan infinitives sebagai subjek, pelengkap, dan objek kalimat. 
Contoh:
  • Subject – To learn is quite important.
  • Complement – The most important thing is to learn.
  • Object – She wants to learn.
Infinitives dapat menjadi kalimat negatif dengan menambahkan “not”:
Contoh:
  • I decided not to study.
  • The best thing is not to give up.